JUAL SETELAN KEBAYA ENCIM BEKASI BETAWI - ROK - SELENDANG
Berikut info Batik Bekasi, beberapa Monumen Bersejarah di Bekasi yang dapat dijadikan corak dan motif Batik Bekasi dari Aspek Kesejarahan :
JUAL BAJU BATIK BEKASI BETAWI PRIA LENGAN PANJANG
Monumen Perjuangan Rakyat (Alun-alun Bekasi)
Monumen
Perjuangan Rakyat ini terletak di Jalan Veteran Kota Bekasi atau tepatnya di
Alun-Alun Depan Kantor Polresta Bekasi. Monumen ini didirikan pada tanggal 5
Juli 1955.
Dibuat dalam rangka menyambut
HUT Proklamasi RI ke10 dan HUT Kabupaten Bekasi Ke-5 tahun 1955. Pembuatan
monumen ini diprakarsai dan dibiayai oleh Pemerintahan Kabupaten Bekasi.
Bentuk
monumen ini berupa tugu persegi lima terbuat dari batu bata. Tinggi tugu 5.08
cm termasuk dasar tugu dikelilingi pagar tembok tinggi 1 meter dan
masing-masing 3 meter juga persegi lima,
dengan pengertian Pancasila.
Tugu Perjuangan Rakyat di Bekasi
DI BEKASI
Tugu Perjuangan Rakyat di Bekasi
Monumen ini didirikan pada
tahun 1975 pada masa pemerintahan Bupati Abdul Fatah, dan diresmikan oleh
Gubernur Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat.
Monumen ini melambangkan
perjuangan yang gigih dan patriotisme yang tinggi bangsa Indonesia dalam
memperjuangkan daerah front perjuangan di daerah Bekasi, sehingga monument ini
disebut “Tugu Perjuangan Rakyat di Bekasi”, karena di wilayah Bekasi berbagai
penjuru pejuang dating dari wilayah lain berkumpul dan berjuang
mempertahankan wilayah RI sebagai daerah
perbatasan RIS-RI di Bekasi.
Monumen ini terletak di
Jalan Ahmad Yani Kota Bekasi (pada areal Stadion Bekasi). Secara fisik, Monumen ini terpancang lima buah tugu yang setiap bagian puncaknya dibuat
meruncing, masing-masing berhadapan satu sama lain dan tingginya ± 17 meter, sebagai replika
kelima sila Pancasila dan gambaran komitmen untuk senantiasa memelihara “persatuan dan kesatuan bangsa”.
Hal ini
juga menggambarkan begitu besarnya perjuangan rakyat Bekasi dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan RI.
Gedung Papak
Gedung
bersejarah ini terletak di jalan Ir. H. Djuanda Kota Bekasi, tepatnya di Bekas
Areal Perkantoran Walikota Bekasi.
Gedung Papak merupakan salah satu bangunan
bersejarah yang turut memberikan kesaksian atas perjuangan rakyat Bekasi pada
masa Revolusi fisik.
Secara
historis, Gedung Papak ini dahulu milik seorang keturunan Tionghoa bernama Lee
Guan Chin. Ia seorang pengusaha yang memiliki banyak pabrik penggilingan beras
(sekitar Bekasi dan Karawang).
Namun, yang patut dicatatan dalam sejarah, Guan
Chin ini ternyata memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perjuangan rakyat di
Bekasi.
Bahkan, memiliki hubungan yang baik dengan gerakan kerakyatan pimpinan
K.H. Noer Alie. Bahkan, gedung Pakpak ini diserahkan secara sukarela sebagai
salah satu markas perjuangan rakyat
Bekasi.
Tugu di Jalan KH Agus Salim Bekasi
Monumen
bersejarah ini terletak di Jalan KH Agus Salim Kota Bekasi. Monumen berbentuk
tugu ini terbuat dari batu persegi
empat.
Pada bagian atasnya memiliki kepala tugu, yang sekelilingnya terdapat pecahan-pecahan
peluru Meriam, mortir, granat tangan, dan kelongsong peluru ukuran 12,7 mm.
Tinggi
Tugu hingga bagian leher tugu adalah 150 cm. sementara itu, tinggi kepala tugu
adalah 73 cm. Jadi, secara keseluruhan tinggi tegak lurus adalah sekitar 205
cm. Panjang dasarnya 200 cm. Lebar landasannya 1,95 cm. sedangkan lebar bawah
(landasan) tugu 1,05 cm. sisi atas miring tugu sekitar 65 cm.
Mesjid Agung Al-Barkah pertama kali dibangun pada tahun 1890 di atas tanah
wakaf milik Bahrun dengan luas 3000 meter persegi atas prakarsa H Abdul Hamid
mantan penghulu Lanraad. Dari semenjak dibangun hingga saat ini telah mengalami
beberapa kali renovasi dan tercatat renovasi pertama kali dilakukan pada tahun
1969.
Renovasi kedua dilakukan
pada tahun 1988 pada saat Kabupaten Bekasi
menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQ Jawa Barat. Renovasi pada saat
itu difokuskan untuk pembangunan ke depan dan ke samping kanan.
Sedangkan pada
tahun 1997 seiring dengan perkembangan zaman, Mesjid Agung Al-Barkah mengalami
renovasi kembali dengan fokus pembangunan di bagian dalam dan tempat wudhu.
Terakhir kali, yaitu pada tahun 2002 renovasi dilakukan di bagian muka dan
pembuatan kantor. Selanjutnya, pada
tahun 2004 dilakukan renovasi total (pada masa pemerintahan H. Achmad Zurfaih),
yang menelan biaya sekitar Rp 9,5 miliar.
Insiden Kali Bekasi,
sebuah epos yang memiliki arti yang sangat dalam bagi Rakyat Bekasi, menggambarkan keberanian
Rakyat Bekasi, sekaligus tragis. Kali Bekasi merupakan garis demarkasi antara
tentara sekutu (Inggris dan NICA) yang menduduki Jakarta dengan laskar-laskar Republik yang bertahan di seberang kali di bagian timur.
Gedong
Tinggi/ Gedung Juang
Walaupun
gedung ini terletak di Kabupaten Bekasi, namun memiliki keterkaitan erat dengan
sejarah perkembangan Kota Bekasi. Gedung Tinggi/Gedung Juang ini terletak di Jalan Hasanudin
No. 5 Tambun - Bekasi. Pemilik pertama gedung
ini adalah seorang Cina bernama Kouw Oen Huy (digelari Kapitaen),
seorang Tuan tanah yang menguasai
tanah-tanah di daerah Tambun, Teluk
Pucung dan Cakung, juga memiliki perkebunan karet. Gedung Tinggi ini oleh Tuan
Tanah dibangun secara bertahap:
Tahap
pertama
Dibangun
gedung yang berada di sebelah timur gedung tinggi. Pembangunan ini dilaksanakan
pada tahun 1906.
Tahap
kedua
Dibangun
gedung tinggi serta dua gedung yang berada di kanan-kiri merupakan papiliun.
Pembangunan tahap kedua dilaksanakan pada tahun 1925
Tuan
Tanah Kouw Oen Huy berkuasa penuh atas tanah-tanah tersebut sampai tahun 1942.
Selanjutnya pada tahun 1943, gedung tersebut berada di bawah pengawasan
pemerintahan Jepang sampai tahun 1945. Kemudian setelah Jepang menyerah kepada
sekutu, gedung ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan pernah dijadikan
kantor Kabupaten Jatinegara.
Monumen Sejarah Bekasi
Jual Batik Betawi Khas Harga Termurah
Monumen Sejarah Bekasi
Jual Batik Betawi Khas Harga Termurah
Jual Kebaya Encim Betawi Harga Termurah
Jual Celana Boim Batik Betawi Harga Termurah
MAU PASUTRI MAKIN HOT 'N ROMANTIS?
klik link berikut :