Info Batik Bekasi : Monumen Bersejarah di Bekasi

Senin, 03 Desember 2012

Berikut info Batik Bekasi, beberapa Monumen Bersejarah di Bekasi yang dapat dijadikan corak dan motif Batik Bekasi dari Aspek Kesejarahan :

Monumen Perjuangan Rakyat (Alun-alun Bekasi)

Monumen Perjuangan Rakyat (Alun-alun Bekasi)

Monumen Perjuangan Rakyat ini terletak di Jalan Veteran Kota Bekasi atau tepatnya di Alun-Alun Depan Kantor Polresta Bekasi. Monumen ini didirikan pada tanggal 5 Juli  1955. Dibuat dalam rangka menyambut HUT Proklamasi RI ke10 dan HUT Kabupaten Bekasi Ke-5 tahun 1955. Pembuatan monumen ini diprakarsai dan dibiayai oleh Pemerintahan Kabupaten Bekasi.

Bentuk monumen ini berupa tugu persegi lima terbuat dari batu bata. Tinggi tugu 5.08 cm termasuk dasar tugu dikelilingi pagar tembok tinggi 1 meter dan masing-masing  3 meter juga persegi lima, dengan pengertian Pancasila.

Tugu Perjuangan Rakyat di Bekasi

Tugu Perjuangan Rakyat di BekasiMonumen ini didirikan pada tahun 1975 pada masa pemerintahan Bupati Abdul Fatah, dan diresmikan oleh Gubernur Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat. Monumen ini melambangkan perjuangan yang gigih dan patriotisme yang tinggi bangsa Indonesia dalam memperjuangkan daerah front perjuangan di daerah Bekasi, sehingga monument ini disebut “Tugu Perjuangan Rakyat di Bekasi”, karena di wilayah Bekasi berbagai penjuru pejuang dating dari wilayah lain berkumpul dan berjuang mempertahankan  wilayah RI sebagai daerah perbatasan RIS-RI di Bekasi. 
Monumen ini terletak di Jalan Ahmad Yani Kota Bekasi (pada areal Stadion Bekasi).  Secara fisik, Monumen ini terpancang lima buah tugu yang setiap bagian puncaknya dibuat meruncing, masing-masing berhadapan satu sama lain dan tingginya ± 17 meter, sebagai replika kelima sila Pancasila dan gambaran komitmen untuk senantiasa memelihara “persatuan dan kesatuan bangsa”. Hal ini juga menggambarkan begitu besarnya perjuangan rakyat Bekasi dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI. 

Gedung Papak

Gedung Papak Bekasi

Gedung bersejarah ini terletak di jalan Ir. H. Djuanda Kota Bekasi, tepatnya di Bekas Areal Perkantoran Walikota Bekasi. Gedung Papak merupakan salah satu bangunan bersejarah yang turut memberikan kesaksian atas perjuangan rakyat Bekasi pada masa Revolusi fisik.
Secara historis, Gedung Papak ini dahulu milik seorang keturunan Tionghoa bernama Lee Guan Chin. Ia seorang pengusaha yang memiliki banyak pabrik penggilingan beras (sekitar Bekasi dan Karawang). Namun, yang patut dicatatan dalam sejarah, Guan Chin ini ternyata memiliki loyalitas yang tinggi terhaap perjuangan rakyat di Bekasi. Bahkan, memiliki hubungan yang baik dengan gerakan kerakyatan pimpinan K.H. Noer Alie. Bahkan, gedung Pakpak ini diserahkan secara sukarela sebagai salah satu markas perjuangan rakyat  Bekasi.

Tugu di Jalan KH Agus Salim Bekasi

Tugu di Jalan KH Agus Salim Bekasi
Monumen bersejarah ini terletak di Jalan KH Agus Salim Kota Bekasi. Monumen berbentuk tugu ini  terbuat dari batu persegi empat. Pada bagian atasnya memiliki kepala tugu, yang   sekelilingnya terdapat pecahan-pecahan peluru Meriam, mortir, granat tangan, dan kelongsong peluru ukuran 12,7 mm.
Tinggi Tugu hingga bagian leher tugu adalah 150 cm. sementara itu, tinggi kepala tugu adalah 73 cm. Jadi, secara keseluruhan tinggi tegak lurus adalah sekitar 205 cm. Panjang dasarnya 200 cm. Lebar landasannya 1,95 cm. sedangkan lebar bawah (landasan) tugu 1,05 cm. sisi atas miring tugu sekitar 65 cm.



Masjid Agung Al-Barkah Bekasi
Mesjid Agung Al-Barkah pertama kali dibangun pada tahun 1890 di atas tanah wakaf milik Bahrun dengan luas 3000 meter persegi atas prakarsa H Abdul Hamid mantan penghulu Lanraad. Dari semenjak dibangun hingga saat ini telah mengalami beberapa kali renovasi dan tercatat renovasi pertama kali dilakukan pada tahun 1969.
Renovasi kedua dilakukan pada tahun 1988 pada saat Kabupaten Bekasi  menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQ Jawa Barat. Renovasi pada saat itu difokuskan untuk pembangunan ke depan dan ke samping kanan. Sedangkan pada tahun 1997 seiring dengan perkembangan zaman, Mesjid Agung Al-Barkah mengalami renovasi kembali dengan fokus pembangunan di bagian dalam dan tempat wudhu. Terakhir kali, yaitu pada tahun 2002 renovasi dilakukan di bagian muka dan pembuatan kantor.  Selanjutnya, pada tahun 2004 dilakukan renovasi total (pada masa pemerintahan H. Achmad Zurfaih), yang menelan biaya sekitar Rp 9,5 miliar.


Monumen Kali Bekasi
Insiden Kali Bekasi, sebuah epos yang memiliki arti yang sangat dalam bagi Rakyat Bekasi, menggambarkan keberanian Rakyat Bekasi, sekaligus tragis. Kali Bekasi merupakan garis demarkasi antara tentara sekutu (Inggris dan NICA) yang menduduki Jakarta dengan laskar-laskar Republik yang bertahan di seberang kali di bagian timur.







Gedong Tinggi/ Gedung Juang

Gedong Tinggi/ Gedong Joeang
Walaupun gedung ini terletak di Kabupaten Bekasi, namun memiliki keterkaitan erat dengan sejarah perkembangan Kota Bekasi. Gedung Tinggi/Gedung Juang ini terletak di Jalan Hasanudin No. 5 Tambun - Bekasi. Pemilik pertama gedung  ini adalah seorang Cina bernama  Kouw Oen Huy  (digelari Kapitaen), seorang  Tuan tanah yang menguasai tanah-tanah  di daerah Tambun, Teluk Pucung dan Cakung, juga memiliki perkebunan karet. Gedung Tinggi ini oleh Tuan Tanah dibangun secara bertahap:

Tahap pertama
Dibangun gedung yang berada di sebelah timur gedung tinggi. Pembangunan ini dilaksanakan pada tahun 1906.
Tahap kedua
Dibangun gedung tinggi serta dua gedung yang berada di kanan-kiri merupakan papiliun. Pembangunan tahap kedua dilaksanakan pada tahun 1925
Tuan Tanah Kouw Oen Huy berkuasa penuh atas tanah-tanah tersebut sampai tahun 1942. Selanjutnya pada tahun 1943, gedung tersebut berada di bawah pengawasan pemerintahan Jepang sampai tahun 1945. Kemudian setelah Jepang menyerah kepada sekutu, gedung ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan pernah dijadikan kantor Kabupaten Jatinegara.

Monumen Sejarah Bekasi